Hola masbro & sista,
Menarik melihat pasar motor 250 cc tahun ini. Dimana R25 yang di awal kehadirannya sempat memberikan shock effect yang cukup sebagai lawan tangguh Ninja 250. Namun ternyata penjualan di dalam negeri R25 nyatanya masih tertinggal jauh sejak awal tahun. Walaupun untuk ekspor jumlahnya cukup besar.
Apa sebenarnya yang membuat R25 belum mampu mengalahkan penjualan Ninja 250 di Indonesia? Berikut saya coba rangkum opini saya, mungkin cocok dengan pendapat masbro & sista.
1. Promosi yang kurang mengena
Kenapa saya katakan promosinya kurang mengena? Okelah di berita-berita online, cetak maupun TV cukup banyak soal R25, apalagi ini termasuk produk yang ditunggu-tunggu kehadirannya di awal kemunculan. Namun apakah cukup? Kurang masbro & sista, apalagi di daerah. Banyak yang belum tahu motor apa itu R25. Padahal potensi kemampuan ekonomi biker di daerah luar Jawa cukup bagus koq. Tapi apa yang terjadi, motor 250 cc yang dikenal ya Ninja. That’s the point, jangankan orang awam, orang dealernya sendiripun ada yang kurang paham R25.
2. Inden panjang & permainan harga nakal
Ini hal cukup vital buat saya. Saat booming R25, inden sampai mengular. Sialnya lagi di daerah distribusi sangat kurang sehingga memunculkan praktek nakal dealer. Kalau tidak mau inden mesti keluarin biaya bahkan sampai 6 juta rupiah. Ini fakta, beberapa rekan saya mengalaminya. Akhirnya daripada beli R25 nambah 6 juta mending ambil Ninja yang ready stock.
3. Harga
Mungkin ngga sih harga R25 yang notabene dibuat di Indonesia dibawah Ninja dengan selisih cukup (bukan selisih 500 ribu saja)? Hanya YIMM yang bisa menjawab, namun bila melihat kenyataan MT25 yang dihargai 47 juta seharusnya R25 pun bisa dibawah 50 juta. Ninja melenggang sendirian, apalagi kebanggaan pakai produk impor (CBU) masih ada di otak biker kita.
4. Power nanggung, style 11-12
Wah, masa dibilang powernya nanggung? Di spesifikasi brosur 36 PS loh. Benar masbro & sista, kenyataannya di media hasil tes dyno toh tidak signifikan diatas Ninja. Style pun bukan yang terbaik melawan Ninja menurut saya (ingat menurut saya ya). Kalau yang prototype nya sih keren abis, wajar dijuluki baby M1, tapi versi massal nya biasa saja lah. Ninja 250 masih ngga kalah keren.
Apa langkah yang harus diambil Yamaha untuk setidaknya mensejajarkan penjualan Ninja 250?
1. Gencarkan promosi di daerah luar Jawa, khususnya Kalimantan, banyak orang kaya nya, hehe…
2. Distribusi yang merata dan tegas kepada dealer yang nakal, kalau bisa pecat saja kepala dealernya bila ketahuan atau ada laporan konsumen.
3. Harga boleh beda tipis dengan Ninja, tapi berikan value yang lebih sedikit lagi (headlamp led + finishing body lebih baik)
4. Facelift. Tidak perlu radikal, cukup berikan sentuhan desain khas Yamaha R series yang racing abis. Bisa dengan desain fairing yang undercowl memanjang ke belakang, cat lebih baik, dan aksen karbon di panel body yang plastik dof biasa saat ini.
5. Jangan nanggung kasih spek. Kalau 36 PS di brosur setidaknya berikan sesungguhnya, kalau di dyno paling tidak diatas 30 HP donk.
Nah, itu tadi opini saya masbro & sista, semoga YIMM mendengar masukan konsumen loyalnya (dari kecil saya pake Yamaha, hehe…)
Mungkin masbro & sista ada opini lain? silahkan di-share…
Semoga bermanfaat.
Minusnya dibanding ninja, harga lokal beti sama cbu, desain nanggung bgt alias biasa aja, kualitas plastik dan cat jelek, ergonomi sport touring. Kalo yg prototype jozzz dah, kirain bakal kayak r6 atau r125 hehe
LikeLike
Nah, sepakat mas :D
LikeLike
Masih banyak PR nya :D
LikeLike
Harusnya dikerjain PR nya sama YIMM ya mas, paling tidak terima masukan konsumennya lah :D
LikeLike
Setuju mas bro, saya juga pengguna R25.
LikeLike